Apa itu metafisika? Metafisika adalah salah satu cabang filsafat
yang membahas seputar keberadaan dan realitas. Ilmu ini dianggap sebagai cabang filsafat yang paling abstrak.
120 bahasa
- Halaman
- Pembicaraan
- Baca
- Sunting
- Sunting sumber
- Lihat riwayat
Tampilansembunyikan
Teks
- KecilStandarBesar
Lebar
- StandarLebar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Filsafat |
---|
![]() |
Cabang |
EpistemologiEstetikaEtikaHukumLogikaMetafisikaPolitikSosial |
Tradisi |
AfrikaAnalitisAristotelesBaratBuddhaEksistensialismeHinduIslamJainismeKontinentalKristenPlatoPragmatismeTimurTiongkokYahudi |
Zaman |
KlasikPertengahanModernKontemporer |
Kepustakaan |
EpistemologiEstetikaEtikaFilsafat politikLogikaMetafisika |
Filsuf |
EpistemologiEstetikaEtikaFilsuf politik dan sosialLogikaMetafisika |
Daftar |
FilsufGaris besarGlosariumIndeksMasalahTahunTeori |
Portal Filsafat |
lbs |
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya. [1] Kajian mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan sifat-sifat yang meliputi realitas yang dikaji. Pemaknaan mengenai metafisika bervariasi dan setiap masa dan filsuf tentu memiliki pandangan yang berbeda.[1] Secara umum topik analisis metafisika meliputi pembahasan mengenai eksistensi, keberadaan aktual dan karakteristik yang menyertai, ruang dan waktu, relasi antarkeberadaan seperti pembahasan mengenai kausalitas, posibilitas, dan pembahasan metafisis lainnya.
Mengingat jangkauan kajian yang dipusatkannya, metafisika menjadi sebuah disiplin yang fundamental dalam kajian filsafat. Sepanjang sejarah kefilsafatan, metafisika menjangkau problem-problem klasik dalam filsafat teoretis. Umumnya kajian metafisika menjadi “batu pijakan” atas struktur gagasan kefilsafatan dan prinsip-prinsip yang lebih kompleks untuk menjelaskan problem lainnya. Sehingga, dalam pemahaman metafisika klasik, metafisika membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar yang jawaban-jawaban atasnya dapat digunakan menjadi dasar bagi pertanyaan yang lebih kompleks.[butuh rujukan] Misalnya: adakah maksud utama dalam beradanya dunia ini? Lalu apakah keberadaannya sebatas keberadaan yang “mengada” atau dependen terhadap keberadaan lainnya?; Apakah tuhan/tuhan-tuhan ada? Lalu, jika ada, apa saja hal-hal yang bisa manusia tahu/tidak tahu tentangnya?; Benarkah terdapat hal semacam intellectus, terutama dalam pembahasan mengenai pembedaan antara problem pemisahan entitas jiwa–badan?; Apakah jiwa sesuatu yang nyata, dan apakah ia berkehendak bebas?; Apakah segalanya tetap atau berubah? Apakah terdapat hal atau relasi yang selalu bersifat tetap yang bekerja dalam berbagai fenomena?; dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sejenis.
Objek bahasan metafisika bukan semata-mata hal-hal empiri atau hal-hal yang dapat dijangkau oleh pengamatan individual, melainkan hal-hal atau aspek-aspek yang menjadi dasar realitas itu sendiri. Klaim-klaim atas metode dan objek kajian metafisika telah menjadi problem perenial kefilsafatan.
Pembahasan mengenai metafisika memiliki berbagai subbahasan. Misalnya pembahasan sentral metafisika adalah ontologi, yaitu proses analitis dan penggalian klasifikasi berdasarkan prinsip-prinsip kategori keberadaan dan relasi di antaranya. Bahasan sentral lainnya adalah kosmologi metafisik, yaitu kajian mendalam atas prinsip keberadaan dunia, realitas, asal mula, dan makna keberadaan atasnya.
Wikandaru dalam Metafisika Informasi dalam Perspektif Pemikiran Jean Baudrillard: Kontekstualisasinya dengan Pertautan Media dan Politik di Indonesia menyebutkan bahwa metafisika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas seputar pengalaman empiris manusia.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar apa itu metafisika, simak selengkapnya dalam bacaan berikut ini.
Apa itu Metafisika?

Apa itu metafisika? Metafisika adalah cabang ilmu filsafat yang berkaitan dengan prinsip pertama dari keberadaan. Dalam hal ini, metafisika berupaya untuk mengartikan konsep dasar terkait kausalitas, substansi, keberadaan, ruang, dan waktu.
Metafisika dianggap sebagai cabang filsafat yang cukup abstrak. Pasalnya, metafisika akan mempertanyakan hal-hal pokok, misalnya apa yang benar-benar nyata di dunia ini dan apakah setiap kejadian mempunyai sebabnya.
Aristoteles membagi metafisika menjadi tiga bagian, yaitu:
ADVERTISEMENT
- Ontologi, yakni ilmu yang membahas tentang keberadaan.
- Teologi alam, yaitu ilmu yang membahas tentang Tuhan, agama, dan hal-hal spiritual.
- Universal sains, yaitu ilmu yang membahas prinsip pertama dari logika serta penalaran.
Ruang Lingkup Metafisika
Metafisika memiliki sejumlah ruang lingkup, antara lain:
1. Pikiran dan Materi
Salah satu ruang lingkup metafisika adalah pikiran dan materi. Awalnya, perdebatan tentang materi bermula dari identifikasi monisme atau prinsip dasar tunggal, yakni udara, apeiron, api, serta teori atom. Sementara itu, pikiran adalah bagian dari tubuh yang bekerja dalam otak.
2. Keberadaan dan Kesadaran
Ruang lingkup metafisika berikutnya adalah keberadaan dan kesadaran. Keberadaan mempunyai sifat aksiomatik yang tidak bersandar terhadap apapun untuk menjadi valid.
Hal itu karena keberadaan dibutuhkan untuk setiap ilmu pengetahuan. Sementara itu, kesadaran merupakan kemampuan individu dalam melihat serta mengidentifikasi suatu hal yang ada.